Wednesday 2 March 2022

DIA YANG BERNAMA WAKTU

 

Sumber : Bukalapak.com

Haruskah aku berkejar-kejaran dengan waktu? Yang rasanya begitu cepat berlalu. Tak terasa tahun demi tahun kulalui hingga usiaku sudah seperempat abad. Bulan demi bulan berganti, hari demi hari terlewati.

Stagnan. Aku merasa stagnan. Tidak ada perubahan pribadi yang begitu dahsyat. Apa yang salah? Apakah kondisiku yang di level zona nyaman? Ataukah memang dasarnya aku pemalas untuk upgrade ilmu, pengetahuan, relasi, dan sebagainya yang mendorong kemajuan. Tunggu dulu, apakah kemajuan selalu dikaitkan dengan sukses dan stagnan berarti tidak sukses? Kalo iya, maka orang yang sudah berlomba lomba mencapai start lebih dulu adalah yang sukses? Lantas yang terakhir yang sedang sedang saja adalah tidak sukses? Apakah yang sedang-sedang saja, yang cenderung stangnan itu tidak berusaha?

Salah besar! Tentu saja yang stagnan juga berusaha, mungkin dia hanya belum menemukan formula yang tepat. Atau balik lagi, semua ini karena waktu. Timingnya memang begitu. Seseorang timingnya memang begitu : kuliah 5 tahun, padahal dia juga sudah mengusahakan cepat, ada yang telat jodohnya, ada yang pacaran lama ternyata tunangan sama yang lain.

Well, apakah timing selalu berbanding lurus dengan usaha? Nyatanya banyak yang berusaha keras tapi tetep saja belum mencapai target tujuan dalam kurun waktu yang ditargetkan. Banyak juga yang santai santai tapi diberikan keinginannya pas waktunya. Apakah waktu = takdir? Atau bukan begitu cara kerjanya?

Dih pusing aku!!

Katanya waktu yang akan mengubah, ya kalo seseorang itu berusaha. Kalo nggak? Apakah waktu tetep akan menyembuhkan luka lama jika dia memang ingin menyimpan luka itu? Karena itu adalah satu satunya kenangan yang dimiliki? Walau pahit. 

Atau waktu yang akan mengubah hanya berlaku bagi mereka yang berusaha? (Tidak termasuk benda yang lapuk karena dimankan usia). Mereka yang selalu berusaha walau hasilnya masih itu itu saja. Mereka yang tidak pantang menyerah, tahan banting, fighter meskipun dedel duwel (hancur).

 Apa tidak capek? Apa tidak ada pikiran untuk menyerah lalu mengakhiri? Tentu saja ada pasti! Namanya juga manusia, selalu berubah ubah, sesuai waktu.

Dia yang bernama waktu, rupanya begitu dashyat pengaruhnya. Tak kentara tapi efeknya luar biasa. Sering diabaikan manusia, ternyata manusia yang diabaikan waktu. Tampak lamban padahal gerskannya begitu cepat, ritmis, tak kenal lelah, terus menerus konsisten sehingga dalam ketenangan ritmisnya,  waktu mampu merubah segalanya.

Kesimpulannya konsisten, seperti waktu! 

No comments:

Post a Comment

kritik dan sarannya semogaa bisa membantu :)

Followers