Di sebuah kelas terdapat siswa
yang amat pandai. Namun, amat disayangkan, siswa terpandai itu memiliki
perangai yang kurang baik. Ia merasa paling pintar di kelas dan teman-temannya
dianggap bodoh. Semua nilai mata pelajarannya selalu menjadi tertinggi.
Namanya Nata, seorang siswa
dengan prestasi gemilang di kelas ini suka mengejek temannya yang amat bodoh di
kelas. Buruknya lagi, teman-temannya juga terpengaruh untuk mengejeknya.
Anak yang diejek itu, sebut saja
Vino. Vino anak yang tidak pandai di pelajaran akademik. Walau begitu, ia
sangat mahir di bidang olahraga dan biola. Sayangnya, bakat bermain biolanya
tidak ada yang tahu kecuali ia dan pamanya yang notabene adalah pengajarnya.
Suatu hari ia diejek oleh Nata
dan kawan-kawannya. Vino yang pendiam tidak menanggapi ejekan teman-temannya
itu. Ia tidak menangis tidak juga melawan hingga temannya lelah sendiri
mengejeknya. Hal itu sering terjadi dan bukan hanya sekali. Hari Kamis ini Pak
Fandi, guru seni musik datang ke kelas membawa biola.”Ayo anak-anak, ada yang
bisa main biola?” tanya pak Fandi pada murid-muridnya꧉.
Sumua siswa bingung mendengar pertanyaan guru seni
musiknya yang tak biasa itu. Pak Fandi kan tak pernah mengajari main biola,
kenapa sekarang bertanya seperti itu?, batin anak-anak.
“Vin, coba kamu mainkan biola ini!” perintah pak
Fandi tiba-tiba.
“Saya, Pak?” tanya Vino ragu, tapi akhirnya ia maju
setelah Pak Fandi mengangguk.
Vino merasa grogi dengan biola di tangannya, ditambah
lagi ia diperhatikan oleh semua temannya. Ia mulai menggesek pelan-pelan biola
di tangannya. Lambat laut terdengar serangkaian nada minor yang indah.
Pak Fandi bangga dan bertepuk tangan menyaksikan Vino
yang bisa memainkan biola. Padahal ia belum mengajarkannya. “Bapak salut dan
bangga padamu. Ternyata kamu mahir main biola?”
Vino hanya menanggapi dengan tersenyum.
Pak Fandi bertanya lagi, “Dari siapa kamu belajar
biola, Vino?”
“Dari kakak
saya, Pak. Kakak saya yang sering mengajari saya main biola?”
“Oh ya, kebetulan sekali bulan depan ada kompetisi bermain
biola. Kamu ikut ya, nanti bapak daftarkan.”
“Dengan senag hati, Pak,” jawab Vino seraya
tersenyum.
Akhirnya Vino mengikuti kompetisi tersebut dan pulang
membawa juara pertama. Ia berhak menjadi wakil kotanya untuk mengikuti ajang
kompetisi biola di tingkat nasional.
Pesan Moral
Adik-adik, lewat cerita di atas kita bisa mengambil
pelajaran kalau kita sebagai manusia harus senantiasa menyayangi sesama dan
jangan pernah merendahkan sasama, apabila menyombongkan diri. Orang yang kita
anggap bodoh belum tentu orang bodoh. Ketahuilah bahwa semua manusia tidak ada
yang bodoh. Mereka lahir membawa potensi masing-masing. Petani, sastrawan,
polisi, dokter, guru, dan sebagainya.
Mereka dikatakan bodoh lantaran mereka berada di
bidang yang salah, yang tidak sesuai dengan potensi mereka. Polisi tidak bisa
jadi sastrawan, karena mereka memiliki potensi menjadi polisi, guru tidak bisa
jadi polisi, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment
kritik dan sarannya semogaa bisa membantu :)